Pembalut Anion Surabaya -Rokok mengandung 68.000 ribu racun yang dapat mengancam
keselamatan janin. Ibu yang merokok saat hamil, sama dengan meracuni
janinnya dengan sengaja. Termasuk ketika, calon ayah kecanduan rokok dan janin menjadi perokok pasif.
Sadar atau tidak, saat merokok, Anda memasukkan "serombongan" bahan kimia ke dalam tubuh. Jika bahan kimia di dalam makanan terserap aliran darah melalui saluran pencernaan, bahan kimia di asap rokok terserap melalui paru-paru. Demikian hal jika ibuhamil merokok, maka oksigen plus zat-zat rokok yang diserap plasenta dan disalurkan kepada janin.
Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa merokok mengurangi aliran darah ke plasenta selama rokok dihisap dan 15 menit setelahnya. Peneliti berteori, pembuluh darah di plasenta akan menyempit sebagai respon zat kimia yang menyusup di asap rokok. Celakanya, asap rokok juga menggenjot level hormon stres sang ibu dan tekanan darah janin.
Yang mengejutkan, asap rokok ternyata "disusupi" 68.000 zat kimia beracun. Penelitian ilmiah mengungkapkan, zat beracun tersebut diantaranya karbon monoksida, sianida dan nikotin. Sianida merangsek ke plasenta dan menurunkan kemampuan bayi dalam menyerap vitamin B12. Padalah peran utama vitamin ini adalah memroduksi sel protein dan pembentukan sel darah merah. Kedua faktor ini sangat penting dalam pertumbuhan bayi.
Penyusup lain ke plasenta adalah nikotin menyebabkan perubahan psikologis baik bagi sang ibu maupun bayi. Mempercepat denyut jantung, meningkatkan tekanan darah serta menyempitkan pembuluh darah. Merosotnya aliran darah ke rahim dan plasenta inilah yang membuat jantung bedenyut lebih cepat dalam memompa aliran darah demi menjaga kecukupan oksigen.
Jadi, kata "TIDAK" adalah jawaban mutlak untuk ibuhamil untuk merokok, juga "TIDAK" untuk menjadi perokok pasif. Tepatnya, kepada calon ayah atau keluarga yang tinggal satu rumah yang tetap merokok di sekitar ibu hamil.