Pembalut Anion Surabaya - Banyak
cara, misalnya, tak terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik,
apalagi tanpa indikasi dan saran dokter. Jangan pula menaburkan talk di
vagina. Bisa juga dengan diet rendah lemak. Waduh! Kengerianlah yang
langsung terbayang begitu mendengar kata kanker rahim. Kita tahu
penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai pembawa kematian.
Tapi, tak perlu khawatir bila sejak awal kita sudah melakukan
pencegahan. Karena justru, menurut dr. Nasdaldy, SpOG, , pencegahan
menjadi bagian terpenting dari risiko kanker. "Caranya dengan mencegah
terpaparnya substansi yang menyebabkan risiko terjadinya kanker
tersebut," tandasnya. Yang terjadi di sini justru sebaliknya, masih
banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati
sudah memiliki berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan
semakin mengganas! Jadi, yuk, kita ikuti sejumlah kiat mencegah kanker
rahim yan g dipaparkan ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kanker
Darmais, Jakarta ini.
1. JAUHI ROKOK
Ini
peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan
penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun
bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lho. "Nikotin, kan,
mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi
terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks."
Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi
yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko,
lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.
2. PENCUCIAN VAGINA
Sering,
kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik
tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan.
Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik
obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina
menyebabkan iritasi di serviks. Nah, iritasi berlebihan dan terlalu
sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi
kanker." Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak
dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi
yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia.
Itu pun
seharusnya atas saran dokter." Artinya, kita jangan sembarangan membeli
obat-obatan pencuci vagina. "Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya
akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina
yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu,
bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur
dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini, kan,
malah bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.
3. MENABURI TALK
Yang
kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita
menaburkan talk di sekitarnya. Walah, ternyata itu bahaya. Pemakaian
talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium
(indung telur). "Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal b!
isa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila
partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan,
bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker." Karena
itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina. Karena
dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk kedalam.
Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.
4. DIET RENDAH LEMAK
Penting
diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan
seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih
berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak
memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar
hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker." Jadi, terang
Nasdaldy, untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari
mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan
segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu
gemuk." Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di
kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan
tinggi lemak.
5. KEKURANGAN VITAMIN C
Pola
hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut
melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asam
folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul
kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat
memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Nah, jika kekurangan
zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi
menjadi kanker."
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel,
vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam
folat terdapat dalam makanan hasil laut.
6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI
Hubungan
seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang.
Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau
belum, lo. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang
terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel
mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas.
Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja;
paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini
berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. "Pada
usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih
rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari
luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma." Lain hal bila hubungan
seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa
tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan,
sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. "Sifat sel, kan,
selalu berubah setiap saat; mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan,
bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga
perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah
sifat menjadi sel kanker."
7. BERGANTI-GANTI PASANGAN
Bisa
juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan
seks. "Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan pasangannya
pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan
mengakibatkan kanker serviks." Bila berganti-ganti pasangan, hal ini
terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya
Human Papilloma Virus (HPV). "Virus ini akan mengubah sel-sel di
permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu
banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker."
8. TERLAMBAT MENIKAH
Sebaliknya
wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena
kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan wanita ini akan
terus-menerus mengalami ovulasi tanpa jeda. "Jadi, rangsangan terhadap
endometrium pun terjadi terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di
endometrium berubah sifat jadi kanker."
Risiko yang
sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau punya anak. Karena
ia pun akan mengalami ovulasi terus-menerus. "Bila haid pertama terjadi
di bawah usia 12 tahun, maka paparan ovulasinya berarti akan semakin
panjang. Jadi, kemungkinan terkenakanker ovarium akan semakin besar."
Nah,salah satu upaya pencegahannya tentu dengan menikah dan hamil. Atau bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi pil KB.
Sebab
penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi. "Bila
sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun dia terus menerus ovulasi, lantas 10
tahun ia ber-KB, maka masa ovulasinya lebih pendek dibandingkan
terus-menerus, kan?" Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pil KB
sebagai alat kontrasepsi dapat menurunkan kejadian kanker ovarium sampai
50 persen.
9. PENGGUNAAN ESTROGEN
Risiko
yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. "Karena
rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya
akan lebih sering terpapar estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi
kanker. "Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol
sangat memungkinkan terkena kanker. "Umumnya wanita yang telah menopause
di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis dan
serangan jantung." Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena estrogen
merangsang semakin menebalnya dinding endometrium dan merangsang sel-sel
endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. "Jadi, sebaiknya
penggunaan hormon estrogen harus atas pengawasan dokter agar sekaligus
juga diberikan zat antinya, sehingga tidak berkembang jadi kanker."
Nah,
banyak hal ternyata yang bisa dilakukan agar tak "mengundang" kanker
datang ke tubuh kita. Tentu saja kita bisa memulainya dari hal-hal
kecil. Jangan tunda sampai esok!
Call/SMS : 085748137959 / 085731266561
Kiat Mencegah Kanker Serviks
Monday, May 27, 2013
Artikel Kesehatan, Kanker Serviks